Senin, 28 Desember 2015

Pria yang sedang Duduk di Bangku Kerjanya

Pria berkemeja itu yang kumaksud
Pria berdasi itu yang sedang kubicarakan
Pria yang terfokus pada layar berwarna di depannya
Kulihat wajahnya tak serapi penampilannya
Kurasa perasaannya tak seharum aroma tubuhnya

Kuyakin segudang pekerjaan nya menumpuk
Yang jika kusebutkan akan penuh dibuku harianku
Aku tau benar kesibukan mu itu 

Namun,
Wahai Pria yang sedang duduk di bangku kerjanya
Adakah kau sisihkan sedikit pikiranmu tentang seseorang?
Tentang seorang wanita yang memikirkanmu diluar dari perkerjaanmu 
Seorang wanita yang selalu menunggu kabar darimu
Seorang wanita yang sedang merindukanmmu kala kau sedang berpelukan dengan  pekerjaanmu

Karena banyaknya kebutuhan yang harus kau penuhi, 
Kau habiskan waktu mu di depan layar berwarna mu 

Teruntuk Pria yang sedang duduk di bangku kerjanya,
Wanita itu merindukan mu.

The woman is Me . . .

Jumat, 13 November 2015

Bisakah?

Menjadi Payung Saat Hujan

Aku paham betapa tipis nya, 

Namun kau buktikan badanmu mampu melindungi apa yg kau lindungi

Tanpa terkena dinginnya air hujan, 

Walau kutau sakitnya ribuan rintik hujan menghajarmu

Rabu, 28 Oktober 2015

Tebaklah Maksudku

Jangan biarkan kasihmu menjadi lilin padam

Yang hanya bisa berdiri tak bisa menerangi

Tak perlu berucap tidak

Tapi ya kau melakukannya

 

Lihatlah bongkahan Tanah

Genggamlah!

Bongkahan itu menjadi Butiran
 

Jangan sampai pelukanmu, dekapanmu

Menghancurkanku!

 

Bahkan Mataku tak mampu lagi berkedip

Mencoba menahan tetesan air sendu

Nafasku tertahan, tersendat

Ijinkan aku berkata, “Pergilah!” 


Selasa, 20 Oktober 2015

Help Me, to Think . .

Alunan Saxophone menemani lamunanku
Mengingat setiap gerak gerik mu yang kupantau saat ini
Aku pikir kau bukan seorang aktor yang hebat
Yang mampu berakting seolah tak merasakannya
Terlihat jelas diwajahmu 

Adakah yang menganjal ?
Bisakah kau membagikannya ?

Ku berjalan
Setiap Langkah sepatuku menemani tanda tanya dipikiranku
Ku melihat
Setiap tatapku memperhatikan wajah tak senangmu
Ku bertanya 
Setiap kata bibirku bertanya apa keluhmu

Adakah yang merusak harimu ? 
Bisakah kau membagikannya ?
Aku siap mendengarnya

Detik jam pun bosan melihat akting jelek mu 
Kau pikir wajahmu mampu menyembunyikannya ?
Kau pikir alihan pembicaraan mu mampu mengalihkan rasa penasaranku ?

Diam ..
Diam ..
Hening ..
Hening ..

Baiklah, aku berniat membuat kau tertawa 
Bermaksud melupakan sedikit kepenatanmu
Bermain dengan cerita masa depan
Bercerita seolah semua hanya selangkah lagi
Bahagia . . .

Namun senyum itu tetap tidak mampu menyembunyikan akting jelek ku 

Disini aku berpikir, apa yang harus kulakukan agar bisa menjadi pengalih kepenatanmu
Dan disini aku mulai menerka, mungkin hanya kepuasanmu yang mampu menjadi pengalih kepenatanmu.

Bantu aku agar bisa mengembalikan ceria di wajahmu . . .

Jumat, 16 Oktober 2015

Your Serious Face

Detik jam dan hembusan angin menatapku dari kejauhan, mereka memperhatikanku yang sedang memperhatikanmu.
Memperhatikanmu saat, matamu tertuju pada layar bercahaya, terfokus pada huruf simbol dan angka yang ada di layar itu. Aku yakin pada saat itu banyak sekali pertanyaan dalam benak mu, pertanyaan akan pernyataan-pernyataan yang membuat mu bingung. Bagaimana tidak? Sebegitu seriusnya matamu memperhatikan layar itu.

Tanpa kusadari, dan aku terus memperhatikanmu. Memperhatikanmu dengan semua alat canggih itu. Terlihat keningmu yang mulai berkerut dan kepalan tangan yang mulai meopang dagumu. Aku mulai berkata dalam hati, “Adakah benda lain yang mampu merebut kefokusanmu selain alat canggih itu?”

Sedikit aku mulai mengalihkan pandanganku darimu, namun tak menghalangiku untuk mencuri pandang padamu. Dan dirimu masih tetap pada keadaan seperti itu. Matamu tertuju pada layar bercahaya itu. Dan kudengar jemarimu mulai mempermainkan tombol tombol berangka.

Entah mengapa aku menjadi rindu untuk curi pandang lagi. Curi pandang padamu lagi.
“Hey kamu? Mengapa tidak menyapaku? Aku ingin mengenalmu” Mungkin aku tidak semenarik layar bercahayamu itu.

Kuakui, ternyata kesibukan mu mampu membuat aku terpana. Terpana pada kefokusan itu. Terpesona dengan tatapan mata mu pada layar bercahaya itu. Terpukau dengan apa yang kamu lakukan pada saat itu.

Ada pertanyaan dalam benakku, “Adakah wanita yang mampu mengalihkan kefokusanmu?”


200 words for watch your serious face,
Love,

Me.

Rabu, 08 Juli 2015

Pertanyaan Hati

Terjawab sudah.
Terjawab sudah pertanyaan hati ku selama ini. Pertanyaan hatiku tentang dirinya. Kutemukan jawaban bahwa dia memang seseorang yang selama ini kurindukan.
Dia yang dulu pernah pergi secara tiba tiba, yang hilang tanpa kabar, yang hanyut dalam keheningan.
Dia yang dulu pernah kupertanyakan keberadaannya, pernah kupertanyakan keadaannya, pernah kupertanyakan isi hatinya. Dan semua pertanyaan itu tersimpan rapi di dalam hati.

Namun, Tuhan memberikan ku jawaban untuk semua pertanyaan hati itu. Tuhan mempersilahkan aku mengetahui hal itu. Karena aku yakin Tuhan akan menguatkan aku lebih dari sekarang.

Aku bahagia, sangat bahagia ketika tau bahwa ketulusan itu nyata. Sebuah ketulusan yang tadinya hanya kuanggap fana. Aku yang hanya seperti ini bisa merasakan ketulusan semewah itu. Aku tak ingin menyalahkan siapapun akan ketulusan yang kualami ini.

Saat ini pertanyaan itu terjawab semua. Dan aku bahagia, aku tidak mau tau apapun, yang kutau sekarang adalah BAHAGIA! Bahagia menjadi diriku yang apa adanya, yang bisa mendapatkan ketulupsan semewah itu.

Sulit merangkai kata-kata untuk kebahagianku saat ini, dan berandai suatu saat nanti bisa merangkai kata untuk bahagia ini namun tidak dalam kepedihan.

Kamu yang berkesan.
Rabu, 8 Juli 2015

Rabu, 25 Maret 2015

Judulnya Kesunyian

Kesunyian.

Kumenulis dalam kesunyian. Kesunyian tapi terdengar obrolan insan. Kesunyian tapi banyak gerak gerik tarian. 
Tapi isinya hanya untuk menyindirmu. Ketika mereka lihai dalam berbicara, ketika mereka cepat dalam bertindak, dan itu hanya untuk memojokkanmu.

Sepi..hening..sunyi..
Kala aku menyukai nya, khayalan terbaik ada ppadanya. Namun, dia menyangkalnya. Dia anggap aku hanya itu bukan ini. Aku ingin ini bukan itu! Mengapa kau tak adil? Mengapa kau beri dia bunga tapi tatap matamu padaku. Pedih! Hanya pedih dalam sunyi.
Andai aku seorang Putri di istana, akan kah kau berlaku seperti itu padaku?

Ombak berkejaran, detak jantung berdegup kencang. Mengapa kau menghampiriku tapi tatapan matamu padanya?
Dimana perasaanmu, saat kau melakukan tingkah yang sama.
Sulitkah bagi dirimu, melakukan apa yang ada di hatimu.
Tunjukkan pada dunia, Bahwa aku bukan dia yang di hatimu.
Pedih.. Sunyi.. Pedih dalam sunyi. 

Pernah? Pernahkah kau ada diposisi seperti ini?
Indah kan lah aku yang menyemangatimu tiap waktu. 

Maaf ingin kusampaikan sebelum kau menyadari bahwa ini untukmu.

Terdengar rintik hujan.
Akhir Maret 2015

Sabtu, 03 Januari 2015

Abaikan dia & Ingatlah mereka!

Cinta itu buta. Mungkin aku akan mulai dari kalimat itu.
Pernah seorang kakak kelasku yang cantik menjelaskan, mengapa ada kalimat 'Cinta itu Buta' kenapa ga bisu? Tuli?
Cinta mampu melihat. Cinta dapat memantau. 

Apa kau pernah merasakan sedang tergila-gila dengan seseorang, kau sangat memperhatikan segala likuk geriknya, sehingga kau melupakan orang yang memperhatikanmu? 

Ilustrasi.. 
Misalkan si aku, suka dengan dia, entah apa yang menyebabkannya sangat sulit dijelaskan, sampai si aku berkata 'cinta pada pandangan pertama' kemudian si aku berbagi dengan mereka, mereka yang sangat mempedulikan si aku. Mereka pun senang ketika si aku senang karena merasakan rasa yang sering dibilang 'cinta pandangan pertama'
Lambat laun, aku dan dia mulai akrab dan dengan seiringnya waktu mereka semakin dekat. Mereka mulai terlupakan oleh aku. Aku yang setiap hari pulang dan bergurau dengan mereka, berpaling dengan dia.
Namun, ketika dia pergi apakah mereka tetap akan ada?
Jawabannya, yaa. 

Sering sekali kita bahkan aku mengabaikan orang-orang yang sangat menpedulikan ku. Walaupun mereka jauh, dan terpisah oleh jarak dan waktu.
Terkhusus untuk teman-temanku yang sekarang tinggal berjauhan dengan ku. Rindu ini terasa nyata, rindu ini membuat haru, disaat aku sibuk dengan duniaku, kalian masih mendoakanku.
Tuhan pasti sangat menyanyangi kalian, begitu pula aku. Tetaplah menjadi kita yang selalu menjadi apa adanya. Maafkan aku yang telah meragukan kesetiaan kalian. Kiranya Tuhan menjaga pertemanan kita.

Tingkah lucu kita yang mampu membuatku tertawa kecil disaat rasa marah menghampiri.
Kenangan itu tersimoan indah. Dan dihari dan waktu yang berbeda akan kita ulangin dengan cara yang sama.