Rabu, 02 Maret 2016

Cerita Singkat

Terdiam ku berpikir di tengah kesibukan
Kuingat kembali tak ada waktu yang terluang dalam waktu sibuk itu
Dan saat itu juga aku merasa lelah
Namun aku malu untuk merasa lelah
Hanya inikah kemampuanku?

Tak kupungkiri aku rindu dengan waktu yg kumaksud waktu luang itu
Waktu luang bersama mu
Waktu santai bersama mu
Waktu khusus kita
Bukan waktu yg tersisa untuk kita

Selain itu aku merasa ada makna tersirat dari semua ini
Bahwa Tuhan ingin memberiku porsi sabar yang lebih
Terimakasih Tuhan, Kau tunjukkan lagi rasa sayang-Mu padaku dalam situasi ini
Kuucapkan syukur dalam rasa lelahku
Tidak.. Tidak lelah..
Aku hanya bercerita saja.

Pagi nan Dingin
3 Maret 2016

Sabtu, 13 Februari 2016

Valentine. What?

VALENTINE

                Seketika semua menjadi warna cinta, entah itu merah ataupun merah muda. Orang-orang mengatakan valentine's day adalah hari kasih sayang ataupun melambangkan hari kasih sayang, ya karena aku tau kasih sayang tidak hanya ada di tanggal 14 Febuari, of course everyday should be a valentine days. Bunga, boneka, bahkan cokelat menjadi lebih banyak pada tanggal 14 Febuari. Setangkai bunga, seikat bunga ya atau sepot bunga pun mungkin terkesan lebih romantis bila dberikan pada hari valentine. Apakah benar?

                Aku selalu melihat banyak pasangan yang mempersiapkan suprise bagi pasangannya yang akan diberikannya pada tanggal 14 Febuari kelak.

                Dan selalu, dibumbuhi warna merah maupun merah muda

                Entah itu Bunga ataupun Boneka.

Hi! Bagi kalian yang merasakan sesuatu yang spesial dihari valentine karena bentuk dan alasan apapun itu, berbahagialah kemudian ingat bersyukur dan jangan sombong. Kalian perlu ingat bukan hanya pada tanggal 14 Febuari ya kasih sayang itu ditunjukan.

Bisa pada tanggal apa saja.

Namun, nikmatilah tanggal 14 Febuari mu dengan caramu sendiri.

Selamat Hari Valentine!

 

 

Salam,

Seorang gadis di depan layar laptopnya.

 

Rabu, 20 Januari 2016

Perasaan apa ini?

Dear Diary, 

Pagi ini detik ini, dan sekarang juga. Aku mengerti perasaan apa yang kurasakan dari lama yang membuatku terbelenggu. Bahwa sebenarnya logika ku ingin membencimu. Karena apa? Aku berpikir hanya aku yang bodoh dalam penantian ini, aku tak menemukan apapun dalam penantian ini. Lelah! Jenuh! Muak! Apa maksudmu? Kau sengaja membuatku berlatih agar membencimu? Apa ini yang kau ingin bahwa aku kelak akan membenci mu. Kau pikir aku tidak hebat untuk berpura-pura bisa melakukannya, aku bisa. Akan kubuktikan. Tak terhitung berapa detik aku menantimu. Tak terhitung berapa tetes airmataku. Tak perlu kalian mengira! Diapun tak peduli. 

Aku ini bodoh. 

Dalam bara emosi aku menulisnya.
Namun kusadar apa yang telah kutulis.

Masih sepenggal Novel, 
Kisah hidup insan penantian 

Pagi, aku membencimu.

Penggalan Novel . . .


Dalam rindu yang dalam terlintas bayang-bayang mu yang perlahan kemudian meninggalkanku. Apa yang kau pikirkan ketika aku merindukanmu? Apa kau juga merasakan hal yang sama? Apa yang kau rasakan saat seluruh ruang dipikiranku hanya terisi nama dan wajah mu? Apakah kau merasakan sesuatu? Atau.. Bahkan tidak sama sekali.

Aku tak habis pikir, begitu tega kau mempraktikan keacuhan mu padaku. Apa yang ingin kau tunjukan? Apa ada isyarat yang ingin kau beritahu padaku dengan cara acuhmu seperti ini. Kau tau bahwa hanya kau insan yang bisa kuajak bicara, lalu jika kau pergi.. Insan mana yang sabar mendengar ocehanku?

Entah alasan apa yang tepat dan harus kuberi jawaban apa jika ada yang bertanya mengapa aku  tetap menunggu mu dengan keacuhanmu.

Adakah orang yang mau kutumpukan keluhanku,

Memelukku dalam kesesakan,

Bukan diam terbelenggu dalam pikiran semu

Pesanku,

Izinkan hati mu merasa, biarkan logika mu beristirahat

Bila aku membencimu, mengapa aku merindukanmu? Bisakah aku berjalan diam tanpa ada kau mengisi seluruh ruang dipikiranku. Dan bila aku membencimu, mengapa aku selalu yakin bahwa kau mencintaiku?


Sepenggal Novel,

Kisah hidup insan penantian


Rabu Malam nan Sendu,

20 Januari 2016

Senin, 04 Januari 2016

Dalam Lamunan

Aku tertegun sejenak 
Seiring dengan rintik hujan jatuh ke dasar tanah 
Selama ini yang tidak kusadari, 
Aku bertahan dalam kesendirian 
Sepi, sunyi, hening 
Hanya dalam lamunan aku berkata 
Bahwa aku benci sendiri

Di tengah malam yang sunyi ini, 
Aku tak sendiri, aku ditengah kerumunan orang
Mereka bergurau, bercanda, tertawa dengan insan lain 
Namun aku? 
Hanya mencoba ikut bahagia atas kebahagian mereka
Percayalah, ini bukan senyum palsu

Aku bahagia kalian tidak merasakan kesendirian yang kurasakan 
Kuharap tak akan pernah.


 Being alone, never..

Senin, 28 Desember 2015

Pria yang sedang Duduk di Bangku Kerjanya

Pria berkemeja itu yang kumaksud
Pria berdasi itu yang sedang kubicarakan
Pria yang terfokus pada layar berwarna di depannya
Kulihat wajahnya tak serapi penampilannya
Kurasa perasaannya tak seharum aroma tubuhnya

Kuyakin segudang pekerjaan nya menumpuk
Yang jika kusebutkan akan penuh dibuku harianku
Aku tau benar kesibukan mu itu 

Namun,
Wahai Pria yang sedang duduk di bangku kerjanya
Adakah kau sisihkan sedikit pikiranmu tentang seseorang?
Tentang seorang wanita yang memikirkanmu diluar dari perkerjaanmu 
Seorang wanita yang selalu menunggu kabar darimu
Seorang wanita yang sedang merindukanmmu kala kau sedang berpelukan dengan  pekerjaanmu

Karena banyaknya kebutuhan yang harus kau penuhi, 
Kau habiskan waktu mu di depan layar berwarna mu 

Teruntuk Pria yang sedang duduk di bangku kerjanya,
Wanita itu merindukan mu.

The woman is Me . . .

Jumat, 13 November 2015

Bisakah?

Menjadi Payung Saat Hujan

Aku paham betapa tipis nya, 

Namun kau buktikan badanmu mampu melindungi apa yg kau lindungi

Tanpa terkena dinginnya air hujan, 

Walau kutau sakitnya ribuan rintik hujan menghajarmu