Seorang cewek terkadang akan merasa resah jika memendam apa yang dia rasakan, so I choose this blog to share it.
Rabu, 28 Oktober 2015
Selasa, 20 Oktober 2015
Help Me, to Think . .
Alunan Saxophone menemani lamunanku
Mengingat setiap gerak gerik mu yang kupantau saat ini
Aku pikir kau bukan seorang aktor yang hebat
Yang mampu berakting seolah tak merasakannya
Terlihat jelas diwajahmu
Adakah yang menganjal ?
Bisakah kau membagikannya ?
Ku berjalan
Setiap Langkah sepatuku menemani tanda tanya dipikiranku
Ku melihat
Setiap tatapku memperhatikan wajah tak senangmu
Ku bertanya
Setiap kata bibirku bertanya apa keluhmu
Adakah yang merusak harimu ?
Bisakah kau membagikannya ?
Aku siap mendengarnya
Detik jam pun bosan melihat akting jelek mu
Kau pikir wajahmu mampu menyembunyikannya ?
Kau pikir alihan pembicaraan mu mampu mengalihkan rasa penasaranku ?
Diam ..
Diam ..
Hening ..
Hening ..
Baiklah, aku berniat membuat kau tertawa
Bermaksud melupakan sedikit kepenatanmu
Bermain dengan cerita masa depan
Bercerita seolah semua hanya selangkah lagi
Bahagia . . .
Namun senyum itu tetap tidak mampu menyembunyikan akting jelek ku
Disini aku berpikir, apa yang harus kulakukan agar bisa menjadi pengalih kepenatanmu
Dan disini aku mulai menerka, mungkin hanya kepuasanmu yang mampu menjadi pengalih kepenatanmu.
Bantu aku agar bisa mengembalikan ceria di wajahmu . . .
Jumat, 16 Oktober 2015
Your Serious Face
Detik jam dan hembusan angin menatapku dari kejauhan, mereka
memperhatikanku yang sedang memperhatikanmu.
Memperhatikanmu saat, matamu tertuju pada layar bercahaya, terfokus pada huruf simbol dan angka yang ada di layar itu. Aku yakin pada saat itu banyak sekali pertanyaan dalam benak mu, pertanyaan akan pernyataan-pernyataan yang membuat mu bingung. Bagaimana tidak? Sebegitu seriusnya matamu memperhatikan layar itu.
Memperhatikanmu saat, matamu tertuju pada layar bercahaya, terfokus pada huruf simbol dan angka yang ada di layar itu. Aku yakin pada saat itu banyak sekali pertanyaan dalam benak mu, pertanyaan akan pernyataan-pernyataan yang membuat mu bingung. Bagaimana tidak? Sebegitu seriusnya matamu memperhatikan layar itu.
Tanpa kusadari, dan aku terus memperhatikanmu. Memperhatikanmu
dengan semua alat canggih itu. Terlihat keningmu yang mulai berkerut dan
kepalan tangan yang mulai meopang dagumu. Aku mulai berkata dalam hati, “Adakah
benda lain yang mampu merebut kefokusanmu selain alat canggih itu?”
Sedikit aku mulai mengalihkan pandanganku darimu, namun tak
menghalangiku untuk mencuri pandang padamu. Dan dirimu masih tetap pada keadaan
seperti itu. Matamu tertuju pada layar bercahaya itu. Dan kudengar jemarimu
mulai mempermainkan tombol tombol berangka.
Entah mengapa aku menjadi rindu untuk curi pandang lagi. Curi
pandang padamu lagi.
“Hey kamu? Mengapa tidak menyapaku? Aku ingin mengenalmu” Mungkin aku tidak semenarik layar bercahayamu itu.
“Hey kamu? Mengapa tidak menyapaku? Aku ingin mengenalmu” Mungkin aku tidak semenarik layar bercahayamu itu.
Kuakui, ternyata kesibukan mu mampu membuat aku terpana. Terpana
pada kefokusan itu. Terpesona dengan tatapan mata mu pada layar bercahaya itu. Terpukau
dengan apa yang kamu lakukan pada saat itu.
Ada pertanyaan dalam benakku,
“Adakah wanita yang mampu mengalihkan kefokusanmu?”
200 words for watch your
serious face,
Love,
Me.
Langganan:
Postingan (Atom)